Categories
Arsip

Rilis Pers Peluncuran Meteranpolitik.org

Netizen Wajib Kawal Demokrasi Sejak Pilpres
Situs Meteranpolitik.org Bantu Publik Menilai Capres-Cawapres

Jakarta, 3 Juni 2014. Warga digital (netizen) diharapkan terus mengawal demokrasi mulai dari Pilpres, terpilihnya Presiden hingga selama kabinet terbentuk dan berjalan. Hal ini disampaikan oleh John Muhammad, aktivis Public Virtue Institute (PVI) pada saat peluncuran situs Meteranpolitik.org di Rumah Makan Warung Daun.

Menurut John, keberadaan situs ini akan membantu publik berbagi penilaian persepsi politik yang diyakininya – secara terbuka dan bertanggungjawab. Semangat berbagi informasi yang berkembang selama Pilpres saat ini, sebaiknya diarahkan pada penguatan penilaian pada kandidat Presiden dan Wakil Presiden. Dengan demikian, publik dan kandidat dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan mereka secara terukur.

Meteranpolitik.org bekerja dengan sistem penilaian gabungan dengan skala 1-4. Publik diminta untuk menilai kandidat berdasarkan pilihan: Bukan Pilihan (bernilai 1), Dapat Dipertimbangkan (bernilai 2), Dapat Diandalkan (bernilai 3) dan Layak Dipilih (bernilai 4). Rata-rata dari semua penilaian itu akan menjadi Nilai Persepsi terhadap kandidat. Sementara, Nilai Elektabilitas hanya didapat dari rata-rata jumlah kategori pilihan “Layak Dipilih” yang bernilai 4. Dalam pilpres ini, hak untuk menggunakan Nilai Elektabilitas hanya satu kali, meski demikian dapat dipindahkan. Artinya, pengguna tidak dapat memberi nilai elektabilitasnya pada lebih dari satu kandidat, tetapi bisa mengganti pilihannya.

Selain itu, karena keanggotaannya berbasis media sosial Facebook, para pengguna bisa mendapatkan informasi tingkat kesamaan profil kandidat dengan dirinya. “Terkadang, para pemilih tidak mempedulikan elektabilitas atau persepsi. Mereka lebih memilih berdasarkan tingkat kesamaan profil, misalnya: kesamaan latar belakang pendidikan, pekerjaan dan lainnya.”, menurut Andaru Pramudito, anggota tim pengembang dari PVI.

Meteranpolitik.org juga didukung dengan tes psikologi yang dapat mengukur preferensi politik pengguna. Hal ini dapat digunakan melalui fitur Ukur Sikap Politikmu. Saat ini, kami tengah mengembangkan tes berdasarkan visi-misi kandidat. Salah satu peneliti PVI, Resa Temaputra menambahkan, “Kan, bakal seru kalau ternyata hasil tes psikologi politik menunjukkan seorang pengguna yang memilih Prabowo Subianto justru kepribadiannya lebih dekat pada Joko Widodo.”

Untuk membangun persepsi yang mendalam, meteranpolitik.org juga dilengkapi dengan penilaian panelis. Penilaian ini dibutuhkan untuk mengedukasi pengguna mengenai informasi kandidat berdasarkan pengalaman yang dikuasai panelis. Ulasan panelis dapat menjadi pertimbangan pengguna untuk menentukan pilihannya. Sampai saat ini, meteranpolitik.org diperkuat oleh Haris Azhar (aktivis HAM), Raka Ibrahim (aktivis PAMFLET), Khalisah Khalid (aktivis lingkungan), Elisa Sutanudjaja (urbanis) dan Olin Monteiro (aktivis perempuan). Meski demikian, para pengguna dapat mengabaikan penilaian panelis dengan mengatur bobot penilaian yang mereka inginkan. Saat ini, PVI masih menunggu ulasan dari aktivis anti-korupsi, aktivis buruh dan lainnya.

Keterlibatan para panelis ini patut diapresiasi karena telah memaksa mereka secara terbuka menulis sikap politiknya. Haris Azhar menilai situs ini penting untuk membudayakan penyampaian pendapat serta mengekspresikan politik anak muda. Sementara, Khalisah Khalid beralasan bahwa warga membutuhkan saluran untuk menilai dan menelusuri pemimpinnya. Dalam ulasannya, keduanya menilai kepemimpinan Joko Widodo dapat dipertimbangkan dan tidak merekomendasikan Prabowo Subianto untuk dipilih.

Sampai saat ini, meteranpolitik.org telah mengganjar Joko Widodo dengan nilai 3.1 (antara “dapat diandalkan” dan “layak dipilih”) dan Prabowo Subianto dengan nilai 1,9 (antara “bukan pilihan” dan “dapat dipertimbangkan”). Dalam hal elektabilitas, gabungan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih memimpin (70%) dibandingkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (30%).

Aktivis pemantau pemilu Asian Network for Free Elections (ANFREL), Ical Supriyadi menekankan bahwa situs meteranpolitik.org merupakan karya anak bangsa yang membanggakan. Kemajuan budaya meninjau, mengulas dan memantau di Indonesia lewat situs ini berpotensi untuk dipromosikan dan dikembangkan di negara-negara anggota ANFREL.

Bagi Savic Alielha, yang menjadi pembicara dalam diskusi peluncuran situs tersebut, kehadiran meteranpolitik.org harus didukung organisasi masyarakat sipil dan pengelola negara. Dukungan tersebut diperlukan untuk menambah informasi yang detil mengenai kinerja kabinet dan anggota legislatif yang terpilih nanti. Mantan aktivis mahasiswa 1998 ini mengatakan, “Akan sangat bermanfaat jika di 2019 nanti, kita bisa mengetahui rapor pengelola negara.”

Sementara, Margiyono, pemerhati aktivisme digital, menilai tantangan demokrasi digital saat ini adalah netizenship atau keberadaban warga digital. Pilpres saat ini menjadi ujian bagi warga digital untuk mengembangkan etika politiknya. Banyaknya disinformasi yang menyebar luas di media sosial sehingga memerlukan kejelian warga digital untuk memilah-milahnya.

Warga digital wajib berperan untuk menghentikan informasi yang menyesatkan, terutama yang memiliki konten SARA. “Stop informasi SARA, peringati pengirimnya dan jangan sebarkan. Lalu, periksa penulisnya, tinjau rujukan tulisannya dan pertimbangkan reputasi medianya.” kata Margiyono memberi petunjuk untuk berbagi informasi di dunia internet dengan baik.

Anita Wahid, selaku Direktur Eksekutif PVI mengakui kemajuan ini tak lepas dari dukungan Perludem, iLab, Asosiasi Pengelola Jasa Internet Indonesia (APJII), Hivos dan Yayasan TIFA. Anita juga menegaskan komitmen PVI untuk memajukan demokrasi digital di Indonesia. “Selain situs meteranpolitik.org yang berfungsi mengawal pengelola negara, kami juga akan meluncurkan situs berbagi aspirasi (aspirasikita.org)”, ujarnya. Peluncuran situs ini akan dilangsungkan pada acara pertemuan aktivis digital bernama Digital Nation Movement (dinamo.or.id) di Yogya, 12 Juni mendatang.

Secara terpisah, Roby Muhamad, praktisi digital dan pendiri lembaga Provetic, menegaskan pentingnya situs ini: “Kita bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik asal kita mengerti jika kita bisa mengukurnya. Meteranpolitik.org membantu kita memahami politik Indonesia. Dengan demikian, kita dapat membuat politik Indonesia lebih baik.”

Leave a Reply