Categories
Opinion

SIARAN PERS

DIALOG DAMAI, SOLUSI TERBAIK UNTUK HENTIKAN KEKERASAN DI PAPUA

Lokasi sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, yang sejumlah bangunannya dibakar oleh KKB pada Kamis (8/4/2021) lalu, Papua. Sumber: www.kompas.com

Jakarta 19 April 2021 — Perdamaian di Papua harus terus direalisasikan oleh semua pihak. Baik dari pihak pemerintah lokal, pemerintah pusat, maupun masyarakat Papua sendiri. Tidak boleh ada lagi kekerasan seperti yang baru-baru ini menewaskan dua nyawa manusia, seorang guru bernama Yonathan Renden di Distrik Beoga-Papua dan seorang pelajar SMA bernama Ali Mom (16) di Kampung Wuloni Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada 9/4/2021. Pemerintah, kelompok prokemerdekaan Papua dan semua pihak yang berkepentingan di Papua harus sungguh-sungguh mengutamakan dialog damai.

“Sekali lagi, kami mengutuk keras penembakan-penembakan yang merenggut nyawa warga yang tak berdosa. Kekejaman dan pembunuhan yang dilakukan oleh siapapun kepada siapapun tidak bisa dibenarkan,” kata Ketua Dewan Pengurus Public Virtue Research Institute (Hilful Fudhul), Usman Hamid.

Usman melanjutkan, “yang dikhawatirkan dan semestinya tidak terjadi justru kekerasan seperti itu akan memicu kebijakan-kebijakan pendekatan keamanan sebagai respon atas pembunuhan tersebut. Pendekatan-pendekatan humanis yang digagas dan dilakukan Gus Dur cukup efektif dan bisa dihidupkan kembali. Tapi harus ada komitmen bersama untuk menjaga perdamaian Papua. “Pembunuhan yang terjadi belakangan ini jelas merupakan pelanggaran HAM. Sebab sudah menyangkut pembunuhan atas nyawa manusia”, tegas Usman yang juga merupakan direktur eksekutif Amnesty Internasional.

Dalam kesempatan yang sama, Mukti Ali Qusyairi, anggota Komisi Fatwa MUI Pusat dan salah satu staf Hilful Fudhul mengatakan bahwa “berdasarkan Al-Quran, QS Al-Maidah: ayat 32, dikatakan bahwa membunuh satu nyawa sama seperti membunuh seluruh nyawa manusia. Sebaliknya menyelamatkan kehidupan satu nyawa sama seperti menyelamatkan kehidupan seluruh nyawa umat manusia.”

Mukti menambahkan, “apalagi pembunuhan terhadap seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu dan seorang guru yang mengabdi untuk mencerdaskan bangsa. Dalam agama apapun dan dalam pandangan sekular pun, guru adalah seorang yang memiliki kedudukan mulia dan harus dimuliakan. Sangat kejam jika ada seorang yang tega membunuh seorang guru atau seorang pelajar harapan bangsa yang akan mencerahkan dan memajukan masyarakat di masa depan.”

Karena itu, Hilful Fudhul merekomendasikan tiga hal. Pertama, mendesak aparat hukum agar segera menangkap pembunuhnya dan menghukum seadil-adilnya. Kedua, mendesak aparat keamanan memberikan jaminan keamanan bagi seluruh masyarakat Papua, terkhusus pelajar, guru dan tenaga pengabdi masyarakat di Papua. Ketiga, perlu dukungan dan partisipasi seluruh pihak untuk menjaga dan melindungi orang-orang yang bertugas mengabdi di bidang layanan pendidikan dan kesehatan di Papua.

Leave a Reply